Salam dari Jeddah

Malam ini saya tiba di kota Jeddah, kota tua yang relatif lebih modern dari 2 kota yang telah saya tinggali selama lebih dari 1 bulan, Mekkah dan Madinah. Kami menginap di semuah apartment hotel di tengah kota bernama Norcon. Kebetulan didepannya ada Internet Cafe. Ini adalah warnet kedua yang saya temui di Arab Saudi (yang pertama di Mekkah, sekitar 500 m diluar Masjidil Haram). Dengan layout yang hampir tidak ada bedanya dengan warnet di Indonesia, saya pun mencoba masuk dan surfing lagi setelah offline selama lebih dari 1 bulan. Kecepatan lumayan, tapi saya cukup terganggu dengan seorang anak muda Arab yang duduk disamping saya dan terus mengomel (budaya Arab yang sangat kental) karena ada masalah dengan PC yang dipakainya. Sang penjaga warnet yang orang India cuek saja mendengar namanya dipanggil terus, "Ahmed... Ahmed..."

Dengan biaya sangat mahal, SAR 4 per jam (sekitar Rp 12 ribu per jam), maka saya mencoba menyapa dunia kembali melalui blog ini. Selamat datang di dunia "nyata". Sedih sekaligus deg-degan menghadapi dunia ini setelah "bahinip" (bahasa Banjar yang kira-kira berarti "bersemedi") melaksanakan ibadah haji sejak tanggal 6 November 2008. Kisah haji yang penuh hikmah dan makna ini akan saya tulis dalam segmen khusus setelah kembali ke tanah air. Begitu banyak yang ingin dibagi, rasanya otak dan hati penuh untuk siap "ditumpahkan"...

Arab Saudi memang unik, disamping hotel saya ada KFC, Fedex, Pizza Hut, dan segala simbol-simbol medernisme ala Barat. Namun kalau kita lihat TV dan koran, beritanya mirip berita TVRI dan koran kita zaman Soeharto, fully cencorized. Sebenarnya saya ingin juga mencoba akses dari warnet ini ke situs-situs "terlarang", namun saya urungkan niat saya. Satu, karena saya baru pulang berhaji, kedua, saya tidak mau terlibat masalah di pukul 10 malam di kota yang tidak saya kenal ini... :-) dalam warnet penuh asap rokok dan anak-anak muda Arab yang kalau bicara seperti orang berkelahi saking kerasnya.

Bagi saya pribadi, saya ucapkan selamat datang di dunia nyata, insya Allah proses berhaji bisa merubah saya menjadi pribadi "berbeda" yang lebih positif. Amin...

Posting Komentar

5 Komentar

Subur Anugerah mengatakan…
Wah... Senang mendengar kabar Pak Adri sehat, salam juga dari Jogja... ;-)
Anonim mengatakan…
Seneng ya udah bisa naik haji. Saya baru bisa naik kereta api. Semoga secepatnya bisa segera naik haji.

Ke warnet ga pake baju ihrom kan pak?
Anonim mengatakan…
Alhamdulillah sudah bisa menyelesaikan rukun hajj ya pak, dan sekarang dah bisa nyante2 blogwalking di jeddah.

Sebuah perjalanan yang luar biasa pak, dan kami semua di samarinda menantikan kepulangan bapak di sini*.

*untuk membacakan doa saat kopdar nanti.

salam,
deden m. ihsan [at] bingung go!blog
ARahmadi mengatakan…
Selamat datang kembali. Kita tunggu cerita-ceritanya
mas pur mengatakan…
Assalamu'alaikum Pak,

Saya ikut senang membaca pengalaman Bapak. Unik dan menarik. Selamat Pak, semoga menjadi "Haji Mabrur". Semoga bertambah berkah. Salam untuk keluarga.

Best regard,
Purwanto