Lift Luar Angkasa, Terwujud Segera?



Anda mungkin sudah pernah dengar atau baca sebelumnya mengenai ide untuk membuat elevator atau lift raksasa untuk membawa antariksawan dan barang dari bumi ke stasiun angkasa atau bahkan membuat "jembatan" berbetuk elevator dari bumi ke bulan (bahkan ke planet lain). Ide ini konon muncul karena ribetnya meluncurkan roket dari bumi ke luar angkasa, mahal, resiko tinggi, tidak bisa berulang dan berbagai kesulitan teknis lain. Bikin elevator panjang 22 ribu mil (lebih dari 35 ribu km) dari bumi ke sebuah space station? Gila. Tapi ternyata ide ini tampaknya cukup layak dikerjakan secara teknis. Jika jadi, keuntungannya luar biasa banyak. Manusia bisa dengan sangat nyaman pulang-balik ke luar angkasa dengan biaya murah, metode gampang dan bisa berulang-ulang dipakai tanpa resiko tinggi.

Menurut berita NASA sudah 2 kali melakukan usaha untuk membuatnya, namun gagal. Saat ini mereka sedang berusaha membuatnya untuk ketiga kalinya melalui proyek bernama "Space Elevator Challenge" (lihat gambar). Namun usaha itu berusaha untuk didahului oleh Jepang yang baru saja mengumumkan rencana anggaran USD 7,3 miliar (sekitar Rp 73 triliun) untuk mengembangkan proyek yang sama. Problem terbesar ada pada penyediaan kabel yang harus 180 kali lebih kuat dari pada baja dan bobotnya harus lebih ringan. Kabarnya Jepang akan menggunakan bahan "carbon nanotube" yang sudah cukup kuat, namun masih harus dikembangkan 4 kali lebih kuat lagi untuk dapat memenuhi kebutuhan space elevator ini.

Hebatnya carbon nanotube, menurut laporan Engadget, adalah material ini bersifat konduktif bisa mengalirkan listrik. Jadi kabel itu nantinya tidak hanya berperan sebagai pegangan untuk mengangkat lift, namun juga sekaligus sebagai kabel power/listrik. Artinya kebutuhan listrik dalam lift bisa dipenuhi sekalian. Antariksawan yang naik ke stasiun angkasa diperkirakan bisa memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, jadi pasokan listrik ke kabin lift pasti krusial.

Proyek ini sungguh gila, namun kalau memang bisa diwujudkan, saya yakin akan membawa banyak manfaat signifikan bagi usaha manusia untuk menaklukkan angkasa.

BTW, anggaran Rp 73 triluin tidak ada apa-apanya dibanding Rp 224 triliun per tahun yang dihabiskan Indonesia untuk pendidikan anak bangsanya per tahun mulai 2009 :-)

Posting Komentar

2 Komentar

Anonim mengatakan…
Aku juga pernah dengar ini.
Carbon nanotube itu ringan dan kuat. Tantangan-nya adalah gimana carbon nanotube prototype itu bisa dibuat production ready.
Kalo carbon nanotube itu adalah conductive material, dengan aliran listrik escalator itu dapat diangkat dengan system electromagnetic. No more rocket fuel needed :)
Web Admin mengatakan…
@jaya: makasih mas atas infonya. kalo bisa emang bagus banget, pake electromagnetic ya? tanpa bahan bakar roket lagi.