Foto, Trailer & Situs Resmi Film Laskar Pelangi

Tanggal 25 September ini, salah satu film yang paling ditunggu di Indonesia ini akan segera muncul dan diputar di bioskop-bioskop, Tanggal tayang menjelang hari raya Idul Fitri ini tampaknya akan dijadikan titik tolak baru pola pemutaran perdana movie di Indonesia. Ingat masa jaya film komedi Warkop yang selalu premiere di hari lebaran? Itu adalah masa film Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan berhasil menjadikan lebaran sebagai hari menonton bersama keluarga di bioskop. Dengan antusiasme yang begitu tinggi dari berbagai pihak, termasuk anak dan istri saya untuk menonton film ini, tampaknya kecil kemungkinan film ini tidak meledak. Anda sudah siap mengantri tiket?

Berikut beberapa foto-foto dari film ini yang dikeluarkan resmi oleh produser film, serta trailer dari film Laskar Pelangi The Movie yang bisa langsung anda saksikan di YouTube. Situs resmi yang canggih juga telah disiapkan dengan format ala film Hollywood di www.laskarpelangithemovie.com. Juga sudah ada halaman khusus di Wikipedia Indonesia. Mau menunggu versi bajakan? Tampaknya tidak saya sarankan untuk melakukannya. Belajar dari film Ayat-Ayat Cinta yang juga ditunggu banyak orang, hingga beberapa minggu setelah pemutarannya di bioskop, tidak muncul sama sekali versi film bajakan yang "bersih". Banyak yang beredar, namun semua versi handycam yang diambil dalam bioskop. Besar kemungkinan produser berhasil menjaga ketat versi digital aslinya untuk tidak keluar ke masyarakat hingga versi DVD dikeluarkan nanti. Saya yakin inilah yang akan terjadi dengan film Laskar Pelangi. Jadi, bersiaplah berangkat ke bioskop bersama keluarga di hari lebaran nanti, jadikan antri tiket sebagai kegiatan yang bisa dinikmati dan nikmati filmnya yang kalau lihat dari trailernya, bakalan bagus sekali dan dijamin mengocok perut anda sekaligus menguras air mata...

Update:
Dari hasil survey ke beberapa teman yang telah menonto film ini, saya mendapatkan hal-hal menarik:
- bagi yang belum pernah membaca bukunya, film ini dianggap biasa-biasa saja.
- bagi yang belum pernah baca bukunya tapi terprovokasi oleh beerbagai berita tentang hebohnya film ini, film ini juga dianggap biasa saja.
- bagi yang sudah membaca bukunya dan tergila-gila dengan bukunya, film ini dianggap biasa saja hingga jelek.
- bagi yang sudah membaca bukunya dan tidak nge-fans berat dengan bukunya, film ini juga dikategorikan biasa-biasa saja.

Jadi, kesimpulan saya, film ini bukan film istimewa. Jelas terlihat bahwa sutradara dan penulis skenario adaptasinya "tertatih-tatih" membawakan suasana "asli" cerita yang tergambar di bukunya ke layar lebar. Penggemar berat bukunya bahkan sangat tidak senang dengan film ini.

Saran saya, bagi penonton film yang telah terprovokasi dengan berbagai berita mengenai film ini dan kemudian telah menontonnya, bacalah bukunya!

Bagi yang mau nonton dan belum baca bukunya, bacalah dulu bukunya!

Anda akan dapat "lebih banyak" dengan membaca bukunya.

Namun, lepas dari segala pendapat saya diatas, film ini secara sinematografis tetaplah sebuah film yang baik. Film yang secara gambar sangat indah. Film yang dibuat dengan pertimbangan seni sangat matang. Namun apa lacur, sebagian besar penonton telah memiliki "ekspektasi" sendiri saat masuk bioskop. Ekspektasi yang hampir mustahil dipenuhi oleh sutradara manapun...

















Info lain, film ini didukung oleh Pertamina Foundation? Maksudnya disokong dana? Bagus juga... Kemudian produser salah satunya adalah Mizan Production? Wah, Mizan terjun dari dunia buku ke film? Pertanda positif nih... Sutradara Riri Reza, ini juga jaminan film bagus ya?

Posting Komentar

12 Komentar

Iwied mengatakan…
setuju pak, film ini pasti jadi film yang teladan untuk bangsa ini.
Jadi ngak sabar pengen nonton, dan jika udah ada CD/DVD nya harus punya juga untuk koleksi dan pelajaran bagi keluarga ...
Anonim mengatakan…
Luar biasa.....!film ini setidaknya bisa menjadi inspirasi bagi adik2 kita(dan juga saya sendiri) dalam menuntut ilmu.Di samping mendidik, film ini mengingatkan bangsa ini pada wajah pendidikan di negeri kita......pokoknya cokeeeer..!
Anonim mengatakan…
Muanteeep....ni film co2k banget buat seluruh rakyat Indonesia guna introspeksi diri di bidang pendidikan.nnnn...film ini sebaiknya di bikin acara nonton bareng(wa bil khusus adik2 sd)supaya bisa menjadi sumber inspirasi dan dapat mengambil sisi positif dari film ini...bravo laskar pelangi..
Web Admin mengatakan…
betul juga, bayangkan kalau seluruh rakyat indonesia diwajibkan baca buku ini ya? tapi, kalau baca susah, nonton filmnya saja lebih mudah...

seperti pemutaran film g30s pki zaman presiden suharto dulu ya? insya allah rakyat kita akan jadi bangsa lebih bijak...
Anonim mengatakan…
Betapa dashyat..!!!

Film "Sherina" menampilkan dua anak dari strata sosial middle-up di tanah Parahyangan lengkap dengan landscape-nya.

Film "Denias" mengupas kisah anak pedalaman Papua yang berjuang demi pendidikannya termasuk tampilan alam Papua yang masih "perawan".

"Laskar Pelangi".. habis-habisan mengeksplorasi alam Belitong, sedari pedalaman hingga pantainya yang sangat kaya. Sudah pasti termasuk kisah sepuluh anak (plus satu) yang juga berjuang demi pendidikan mereka.
Mereka menuntut hak mereka sebagai warga negara; "..mencerdaskan seluruh bangsa.."

Sudahlah, tanpa mengurusi royalti Andrea Hirata dan Miles-Team, anda HARUS nonton film "Laskar Pelangi". Sangat mengusik masa kecil kita..

(tribute to my childhood friends; at Manado, Dobo, Parigi)
Anonim mengatakan…
tul, filmnya kerenn bangetz..
Unknown mengatakan…
Sungguh sangat saya sayangkan. ternyata rata-rata penggemar laskar pelangi lebih tersentuh dengan nilai yang terkandung dalam novelnya daripada apa yang sudah difilmkan.
noorhaqay mengatakan…
filmnya keren

fotonya juga keren
Veugietetteng mengatakan…
Hebat!!! Pesan Moralnya sampai banget ke masyarakat.
Inilah realita wajah pendidikan Indonesia.
Dengan Film ini semoga semangat untuk maju para generasi kita terbakar.
Cayooo.
Anonim mengatakan…
selain mendidik kita juga hrus ngmbiL pelajaran yg berharga dari Film ini...
karna keserakahaan manusia yang pikiran'a cuma uang yang ada di kepala'a,hasiL penambangan timah trsebut mencemarkan lingkungan di skitar'a...
kta sbg bngsa indonesia,mesti n kudu ngejaga warisan n amanah dari nenek moyang kita...
kLo alam indah...hidup pun akan menjadi indah...
hehehe...
Anonim mengatakan…
memang film tersebut jauh dari bukunya...

di film memang tidak 'kena', tidak seperti di bukunya
Anonim mengatakan…
Kata orang kalo mau ngerti banget sama filmnya harus baca novelnya dulu.Bener banget tuh. Setuju 100%!!! So saya recommended bacalah novelnya dahulu, kemudian tontonlah filmnya. Tetralogi Laskar Pelangi jauuuuh lebih keren daripada filmnya. (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor &Maryamah Karpov) Sudah saya baca semuanya. N Thankx banget buat temenku Q-chy yang maksain buat kenalan sama Tetralogi luarrrr biasa menariknya ini. Membuat saya berani bermimpi tentang apa yang paling saya inginkan dalam hidup ini. Bagus banget untuk dijadikan motivasi untuk anak2 bangsa ini.