Puasa 2004

Bulan puasa bagi saya selalu menjadi hari-hari istimewa, sejak kecil... Bukan hanya karena saya selalu merasa jauh lebih sehat dan fit di bulan ini, tapi lebih dari itu, ada sesuatu didalam hati yang "membara", sesuatu untuk ingin selalu berbuat lebih baik dibanding bulan puasa sebelumnya. Konon katanya setan-setan dibelenggu di neraka selama bulan ini, walau itu kiasan belaka, namun kenyataannya menurut saya benar adanya. Mungkin karena orang yang berniat puasa dan akhirnya benar-benar berpuasa jadi lebih "kuat" tameng pikiran dan hatinya menghadapi godaan. Secara fisik mungkin otak lebih "bebal" karena kekurangan pasokan oksigen sehingga nafsu mikir macam-macam jadi agak terbendung. Kemudian hati juga karena terkondisi pada situasi sekitar yang memang berbeda, jadi agak lebih kuat dibanding hari-hari biasa. Namun secara keseluruhan, jujur saja, bulan puasa selalu saya tunggu-tunggu.

Saya juga tergolong orang yang kuat tidak makan dan minum seharian, walau kalau sudah buka malah makan dan minum bisa lebih banyak dari hari biasa. Puasa juga membuat saya lebih banyak terjaga di malam hari alias begadang. Porsi untuk sholat dan ibadah lain sih masih jauh dari memadai, namun kegiatan lain juga bertambah selama malam Ramadhan ini. Dengan alunan suara pengajian di mesjid-mesjid, malam puasa memang jauh lebih syahdu dan selalu membangkitkan kenangan masa kecil di kampung dulu. Sayang kalau kita harus tidur di waktu yang demikian syahdu seperti itu...

Sahur adalah waktu terbaik di hari-hari ini. Sebagian besar orang benci sahur termasuk banyak orang dekat di sekitar saya. Namun sebaliknya, bagiku, sahur adalah saat yang paling indah. Saya suka makan, apapun enak bagiku. Sahur lebih enak lagi... Kenapa? Saya juga kurang tahu. Namun yang pasti, makan sahur adalah semacam ritual mengagungkan ciptaan-Nya. Bagaimana tidak? Kita bangun tengah malam menjelang fajar hanya untuk makan dan minum karena kita mau mempersiapkan menyerahkan diri keatas sana esok harinya. Bangun subuh adalah sesuatu yang sedemikian berat bagi banyak orang, jadi kalau dalam sebulan penuh bersedia melakukannya, itu adalah sesuatu yang luar biasa, karena terus menerus, jadilah dia ritual yang ditunggu, itu bagi saya loh... Yang jelas, begitu bulan puasa berlalu, ada sesuatu yang hilang, apa itu? Ya waktu makan sahur!

Tahun 2004 ini juga seperti biasa, bulan puasa saya mulai dengan tekad yang membara untuk membuat ibadah, kerja, dan apapun yang saya lakukan akan bisa lebih baik dibanding puasa-puasa sebelumnya. Setelah seminggu berjalan..., tampaknya beberapa hal malah semakin buruk dibanding sebelumnya. Tapi inilah kekuatan Ramadhan, tetap saja saya berdoa dan bertekad, besok harus lebih baik lagi...! Selamat datang Ramadhan 2004, semoga bisa menjadi Ramadhan terbaik bagi diriku dan keluargaku... Amin.

Posting Komentar

0 Komentar